JULI 11, 2013
Pernahkah terlintas dalam pikiran anda untuk ‘mendayagunakan’ kulit kacang setelah memakan isinya? Pikiran Nisrina Nuramalia Fathina sering berkecamuk saat melihat orang makan kacang dan setelah kacang tandas dimakan, kulit kacang dibuang. Perempuan 18 tahun ini pun membatin, “Kasihan sekali nasib kulit kacang, dibuang begitu saja. Sejarahnya enggak seru.”
Daya kreatif siswa kelas XII SMA Kharisma Bangsa, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, ini pun mulai bekerja. Dia ingin agar kulit kacang yang biasanya disia-siakan bisa membawa manfaat.“Apalagi orang Indonesia suka makan kacang. Berdasarkan studi literatur saya, konsumsi kacang secara nasional setiap tahun paling enggak ada 1 juta ton,” kata Nisrina.
Nisrina pun mulai mencari tahu seluk-beluk kulit kacang dengan membaca literatur dan mencari bahan di internet. Dari situ, perempuan berkerudung ini mengetahui bahwa kulit kacang mengandung banyak mineral, seperti kalsium, fosfor, potasium, iron, sodium, mangan, dan zink. Berbekal pengetahuan yang dimilikinya, dia mengetahui bahwa mineral-mineral itu bisa digunakan sebagai bahan elektrolit yang menghasilkan listrik.
Dia segera memulai penelitian tentang kulit kacang yang ia beri judul The utilization of peanut hull waste (Arachis hypogaea L) as electrolyte source, sunscreen, and alternative board.
Hasil penelitian yang dilakukan dalam rentang November 2012 hingga Februari 2013 itu, kemudian diikutkan dalam ajang International High School Environment Project Olympiad di Oswego, New York, Amerika Serikat, pada 16-20 Juni 2013 lalu.
Penelitian Nisrina berbuah manis. Para juri terkesima dengan kreativitasnya. Dia pun diganjar medali perak dalam ajang yang diikuti ratusan peserta dari 58 negara itu. “Saya senang, tapi saya tidak akan berhenti sampai di sini. Saya akan terus ikut dalam ajang sains project saat kuliah nanti,” kata Nisrina.
Sumber |