Catatan Orang Awam

aku ini hanya seperti anak kecil yang bermain di tepi laut yang menemukan batu halus dan kerang yang lain dari biasanya, tetapi samudera kebenaran itu sendiri tetap tertutup bagiku. -Isaac Newton-
Total Pageviews
Flag Counter SEO Stats powered by MyPagerank.Net
Home » » Kajian Emisi CO₂

Kajian Emisi CO₂

KAJIAN EMISI CO2 MENGGUNAKAN PERSAMAAN MOBILE 6
DAN MOBILE COMBUSTION 


Teori

Transportasi
Transportasi secara umum diartikansebagai perpindahan barang atau orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan menurut Sukarto (2006), transportasi atau perangkutan adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.
Transportasi merupakan sumber utama dari pencemaran udara di pusat perkotaan. Kegiatan transportasi menyumbangkan kira-kira 45%, 50% dan 90% dari NOx, total HC dan emisi CO (Olsson, 1994). Meskipun perkembangan teknologi terbaru secara signifikan dapat mengurangi jumlah emisi, namum tingkat kenaikan dari jumlah kendaraan bermotor yang cukup tinggi dan jauhnya jarak perjalanan membuat hal tersebut tidak berguna lagi (Carbajo dan Faiz, 1994).

Emisi dari Kegiatan Transportasi
Emisi adalah zat, energy dan atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan atau dimasukkannya ke dalam udara ambient yang mempunyai dan atau tidak mempuyai potensi sebagai unsur pencemar (PP No. 41 Tahun 1999). Satuan emisi umumnya berupa kg/tahun, m/hari atau satuan massa atau volume/satuan waktu. Emisi karbon merupakan jumlah total karbon yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Emisi yang dihasilkan dapat berupa gas CO maupun gas CO2 (yang termasuk sebagai gas rumah kaca) yang dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan manusia dan secara umum satuannya dinyatakan dalam setara ton karbon dioksida (CO2). Emisi karbon, khususnya emisi gas CO2, merupakan Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat memperbesar Efek Rumah Kaca (ERK) yang pada akhirnya akan meningkatkan suhu rata-rata permukaan bumi yang dikenal juga dengan pemanasan global. (SME-ROI, 1996).

Karbon Dioksida (CO2)
Karbon dioksida (CO2) merupakan sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. CO2 ini berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan berada di atmosfer bumi. Karbondioksida adalah hasil dari pembakaran senyawa organic jika cukup jumlah oksigen yang ada. Karbondioksida juga dihasilkan oleh berbagai mikroorganisme dalam fermentasi dan dihembuskan oleh hewan. Tumbuhan menyerap karbondioksida selama fotosintesis. Oleh karena itu sebagai gas rumah kaca dan dalam konsentrasi yang rendah, CO2 merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Selain dihasilkan dari hewan dan tumbuhan, CO2juga merupakan hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida merupakan sebagian besar gas yang bertanggung jawab atas efek rumah kaca di atmosfer dengan perkiraan 50% mungkin merupakan CO2. Rata-rata konsentrasi CO2 di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm, jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu.

Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Gas rumah kaca ini sudah ada sejak terbentuknya bumi. Gas ini masuk ke permukaan bumi melalui proses alami dan juga akibat adanya kegiatan manusia yang berupa pembakaran bahan bakar minyak, gas, batubara dan juga pembakaran hutan.
Gas-gas rumah kaca yang utama adalah CO2  (Karbon dioksida), CH4  (Metana), N2O (Dinitro Oksida), HFCs (Hidroflorokarbon), PFCs (Perflorokarbon) dan SF6 (Sulfurheksaflorida) di atmosfer. Meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer akan menahan lebih banyak radiasi matahari melebihi radiasi yang dibutuhkan bumi sehingga akan terjadi peningkatan suhu permukaan bumi.

Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca memegang peranan penting dalam melindungi kelangsungan makhluk hidup di muka bumi. Disebut sebagai pelindung karena gas karbondioksida, metana dan jenis lainnya termasuk uap air dalam konsentrasi seimbang berfungsi menahan energy panas matahari yang memancarkan sinarnya ke bumi sehingga permukaannya selalu dalam kondisi hangat. Efek rumah kaca merupakan suatu keadaan yang timbul akibat semakin banyaknya gas buang ke lapisan atmosfer kita yang memiliki sifat penyerap panas yang ada, baik yang berasal dari pancaran sinar matahari maupun panas yang ditimbulkan akibat dari pendinginan bumi, radiasi solar dan radiasi panas tersebut kemudian dipancarkan kembali ke permukaan bumi. Panjang gelombang yang dapat diserap dan terperangkap oleh gas rumah kaca adalah untuk panjang gelombang yang lebih besar dari 1200A (sinar infra merah).
Efek rumah kaca sebetulnya dibutuhkan untuk menjaga suhu di dalam planet agar tetap hangat. Namun, masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer meningkat sehingga semakin banyak energi panas yang seharusnya terpantulkan tidak dapat keluar dan kembali ke bumi. Sisa panas yang berkumpul kembali ke bumi inilah yang menyebabkan peningkatan suhu rata-rata bumi dan menyebabkan pemanasan global (global warming) (Soedomo, 2001).

Bahan Bakar dan Pembakaran
Pembakaran didefinisikan sebagai proses oksidasi senyawa baik organik maupun non organik dengan adanya oksigen membentuk CO2 dan air (H2O). Tujuan dari pembakaran adalah:
  1. Mengurangi emisi gas
  2. Pengendalian terhadap bau
  3. Mengurangi resiko kebakaran dari bahan mudah terbakar.

Dalam proses pembakaran, terdapat tiga komponen yang harus diperhatikan, yaitu:
  1. Fuel (bahan bakar), merupakan senyawa yang apabila dibakar akan melepaskan energi yang berasal dari ikatan kimia yang pecah atau terurai, misalnya dalam hal ini dianggap reaksi pembakaran sempurna, reaksi: C8H18+ 12½ O2→ 8 CO2 + 9 H2O
  2. Oksigen (O2), proses pembakaran dapat dilakukan apabilaterdapat oksigen (O2). Sumber utama oksigen berasal dari udara ambien (sekitar 21% oksigen terdapat di udara bebas).
  3. Pengencer (dilusent), umunya dalam proses pembakaran oksigen diambil dari udara bebas, dimana di udara bebas ini terdapat gas-gas lain, misalnya N2yang besarnya sekitar 79% dari udara bebas. Udara pengencer ini tidak ikut dalam proses pembakaran, tetapi beraksi sendiri (N2membentuk gas NO) (Boedisantoso, 2002).
Bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran energi. Bahan bakar yang biasa digunakan adalah bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi).
Macam-macam bahan bakar yang digunakan pada kendaraan bermotor umumnya, antara lain:
1. Bensin atau Gasolin atau Premium
Bensin adalah bahan bakar minyak yang pada dasarnya merupakan bahan bakar cair, yang diperoleh dari sumber alam dengan cara penambangan dan melalui proses destilasi. Komponen bahan bakar minyak berbeda-beda dari suatu penambangan dengan penambangan lainnya, tetapi pada umumnya mempunyai limit komponen yang relative konstan, dengan prosentase karbon (C) sebesar 83-87% dan prosentase hydrogen CH sebesar 11-14%.

2. Bahan Bakar Diesel
Bahan bakar diesel atau minyak diesel dipakai untuk mengoperasikan mesin diesel atau compression ignition engine. Mutunya ditentukan oleh angka cetana. Makin tinggi angka cetana, makin tinggi kemampuan kerja yang diberikan oleh bahan bakar diesel. Angka cetana adalah besarnya kadar volume cetana dalam campurannya dengan metilnaphtalen. (Arend, 1990).


Faktor Emisi Kendaraan Bermotor

Faktor Emisi  adalah adalah nilai representatif yang menghubungkan kuantitas suatu polutan yang dilepaskan ke atmosfer dari suatu kegiatan yang terkait dengan sumber polutan. Faktor-faktor ini biasanya dinyatakan sebagai berat polutan dibagi dengan satuan berat, volume, jarak, atau lamanya aktivitas yang mengemisikan polutan (misalnya, partikel yang diemisikan gram per liter bahan bakar yang dibakar).
Faktor emisi dapat juga didefinisikan sebagai sejumlah berat tertentu polutan yang dihasilkan oleh terbakarnya sejumlah bahan bakar selama kurun waktu tertentu. Definisi tersebut dapat diketahui bahwa jika faktor emisi suatu polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari proses pembakarannya dapat diketahui jumlahnya per satuan waktu.
Untuk sumber bergerak faktor emisi dapat dinyatakan dalam unit :
  1. Gram/kilometer (g/km), gram menyatakan banyaknya pencemar yang akan diemisikan dan km menyatakan jarak tempuh kendaraan dalam waktu tertentu.
  2. Gram/kilogram (g/kg), gram menyatakan banyaknya pencemar yang akan diemisikan dan kg menyatakan kuantitas bahan bakar yang digunakan.
  3. Gram/joule (g/J), gram menyatakan banyaknya pencemar yang akan diemisikan dan Joule menyatakan energy yang digunakan.
Tabel 2 dan Tabel 3 adalah tabel faktor emisi untuk CO2 dari beberapa bahan bakar dan beberapa kendaraan yang berbeda.

Tabel Faktor Emisi CO2 Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


CO2 Emission Factors (kg/TJ)
Fuel Default Lower Upper
Gasoline
69300 67500 73000
Other Kerosene
71900 70800 73600
Gas/Diesel Oil
74100 72600 74800
Residual Fuel Oil
77400 75500 78800
Liquefied Petroleum Gases
63100 61600 65600
Natural Gas
56100 54300 58300
Other Oil
Refinery Gas
57600 48200 69000
Paraffin Waxes
73300 72200 74400
White Spirit & SBP
73300 72200 74400
Other Petroleum Products
73300 72200 74400
Sumber : IPCC Guidence 2006


Tabel Faktor Emisi CO2 Berdasarkan Jenis Kendaraan
Kategori CO (g/km) HC (g/km) NOx (g/km) PM10 (g/km) CO2 (g/km BBM) SO2 (g/km)
Sepeda Motor
14 5,9 0,29 0,24 3180 0,008
Mobil (bensin)
40 4 2 0,01 3180 0,026
Mobil (solar)
2,8 0,2 3,5 0,53 3172 0,44
Bis
11 1,3 11,9 1,4 3172 0,93
Truk
8,4 1,8 17,7 1,4 3172 0,82
Sumber : Suhadi dalam Srikandi, 2008


Energy Content
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energy Contents (kandungan energy) adalah istilah yang digunakan untuk jumlah energy yang tersimpan dalam system tertentu atau ruang wilayah per satuan volume.
Tabel 4 menunjukkan suatu ukuran relative dari jumlah zat-zat yang dapat setara dalam memproduksi hasil yang dibutuhkan.

Tabel Energy Content
Energy Content
Electricity
Hydro

Nuclear (typical value)
3,6

11,6
MJ/kWh

MJ/kWh
Steam

Natural Gas

Ethane (liquid)

Propane (liquid)

2,33

37,23

18,36

25,53
MJ/kg

MJ/m3

MJ/l

MJ/l
Coal
Anthracite

Bituminous

Sub-bituminous

Lignite

Average domestic use

27,7

27,7

18,8

14,4

22,2

MJ/kg

MJ/kg

MJ/kg

MJ/kg

MJ/kg

Petroleum Products
Aviation Gasoline

Motor Gasoline

Kerosene

Diesel

Light fuel oil

Heavy fuel oil
33,62

34,66

37,68

38,68

38,68

41,73
MJ/l

MJ/l

MJ/l

MJ/l

MJ/l

MJ/l
Sumber : Aube, 2001 (CANMET Energy Diversification Research Laboratory, 2001).


Prediksi Emisi CO2
Sebelum menghitung prediksi emisi CO2, sebelumnya perlu diketahui jumlah kendaraan dan jumlah bahan bakar pada tahun yang diinginkan. Dengan diketahuinya jumlah kendaraan dan jumlah bahan bakar pada tahun yang akan datang, maka baru dapat dihitung prediksi emisi CO2 di suatu Kota.

Proyeksi jumlah kendaraan/bahan bakar yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode regresi linier sederhana. Persamaan yang digunakan adalah :

(Draper and Smith, 1992)

Setelah diketahui proyeksi jumlah kendaraan dan proyeksi jumlah bahan bakar pada tahun
yang akan datang maka selanjutnya dapat dihitung emisi CO2 dengan menggunakan persamaan
mobile6 dan mobile combustion.


Faktor Konversi Kendaraan
Jumlah kendaraan yang akan dianalisis adalah total jumlah kendaraan tiap tahunnya
kemudian dikonversi ke smp dengan cara mengalikan jumlah kendaraan dengan faktor konversi.
Perhitungan dilakukan dengan persamaan 4 berikut.
n = m x FK
Dimana :
n = jumlah kendaraan setelah dikonversi (smp)
m  = jumlahkendaraan sebelum dikonversi (kendaraan)
FK  = Faktor Konversi (smp/kendaraan)

Untuk memudahkan dalam analisis perhitungan dan keseragaman maka pengaruh tersebut
dikonversikan terhadap kendaraan ringan (Light Vehicle Unit/LVU), digantikan dengan satuan
mobil penumpang (smp) sehingga timbul nilai faktor jenis kendaraan tersebut terhadap smp.
Dengan menggunakan ekivalensi, kita dapat menilai setiap jenis kendaraan ke dalam smp. Menurut
Indonesia Highway Capacity Manual Part 1 Urban Road No. 09/T/BNKT/1993, pemakaian praktis
nilai smp tiap jenis kendaraan digunakan nilai standar seperti pada Tabel 5 berikut.

Tabel Konversi Jenis Kendaraan ke Satuan Mobil Penumpang
No.
Jenis Kendaraan
smp
1
Sepeda Motor
0,25
2
Kendaraan Ringan
1,00
3
Kendaraan Berat
1,20

Model Emisi CO2 dari Transportasi
Model emisi dari kegiatan transportasi, saat ini telah banyak dikembangkan dan
dipergunakan. Namun model-model yang telah ada tersebut ada yang dapat diterapkan di Indonesia,
adapula yang sulit untuk diterapkan karena keterbatasan data di Indonesia. Model-model yang akan
digunakan dalam perhitungan di Tugas Akhir ini adalah :

Mobile Combustion
Mobile Combustion merupakan suatu permodelan udara dengan suatu perhitungan matematis untuk memprediksi emisi  karbon dioksida (CO2).  Perhitungan emisi CO2 menggunakan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi . Emisi CO2  dihitung berdasarkan jumlah dan jenis bahan bakar dikalikan dengan faktor emisi CO2.  Berikut ini adalah persamaan 5 dan persamaan 6.


(IPCC, 2006)


Dalam persamaan mobile combustion ini terdapat beberapa input data, beberapa input tersebut antara lain :
  1. Jumlah bahan bakar didapatkan dari keseluruhan jumlah bahan bakar yang ada di suatu Kota berdasarkan data yang terdapat dari PT. Pertamina.
  2. Faktor emisi CO2 untuk tiap jenis bahan bakar (kg/TJ), didapatkan dari jurnal yang dikeluarkan berdasarkan IPCC Guidence 2006.

Mobile 6
Mobile 6 merupakan suatu permodelan udara dengan suatu perhitungan matematis untuk memprediksi emisi karbon dioksida (CO2) dari mobil, truk, sepeda motor dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi tingkat emisi yang digunakan, misalnya temperatur udara ambien, kecepatan rata-rata lalu lintas, dll. Perhitungan mobile 6 ini berdasarkan atas jenis kendaraan yang dikelompokkan menurut jenis bahan bakarnya masing masing.
Berikut adalah persamaan 7, persamaan 8, persamaan 9, persamaan 10 dan persamaan 11.




Perhitungan total emisi kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar :


(Jennifer and Ata dalam Boedisantoso, 2010)


Dalam persamaan mobile 6 ini terdapat beberapa input data, beberapa input tersebut antara lain :
1.  Fraksi kendaraan
Fraksi kendaraan didapatkan dari hasil perbandingan jumlah tiap jenis kendaraan dengan total keseluruhan jumlah kendaraan yang dikelompokkan berdasarkan bahan bakarnya.
2.  Faktor emisi
Faktor emisi disini menggunakan faktor emisi dari Indonesia yang diukur oleh Suhadi (2008) dan faktor emisi yang didapat dari perhitungan uji emisi.
3.  Total jumlah kendaraan bermotor
Total jumlah kendaraan bermotor didapatkan dengan menjumlahkan keseluruhan jumlah kendaraan yang dikelompokkan berdasarkan bahan bakarnya.
4.  Rata-rata bahan bakar per kendaraan
Rata-rata bahan bakar per kendaraan didapatkan dari total jumlah bahan bakar tiap jenisnya (bensin dan solar) yang ada di suatu kota dibagi dengan total jumlah kendaraan yang dikelompokkan tiap jenis bahan bakarnya.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan perhitungan emisi karbon dioksida dengan menggunakan mobile 6 dan mobile combustion, data yang telah ada terlebih dahulu diproyeksikan. Setelah diproyeksikan sampai dengan tahun 2020, data-data tersebut baru diolah dengam rumus yang tersedia. Tabel 6 adalah data jumlah kendaraan sepeda motor yang tersedia sebelum diproyeksi ulang.

Perhitungan dalam memproyeksikan jumlah kendaraan (dalam hal ini adalah sepeda motor) adalah sebagai berikut :
1.  Menghitung nilai b1 dan b0menggunakan persamaan 12 dan persamaan 13 berikut.
Data jumlah kendaraan dan jumlah bahan bakar tersedia mulai tahun 2000 sampai dengan
tahun 2010.

  Menghitung jumlah kendaraan (sepeda motor) tahun 2011 menggunakan persamaan 14 berikut.
  Didapatkan nilai R
  Dihitung satu per satu jumlah kendaraan sepeda motor mulai tahun n sampai dengan tahun n.


Perhitungan dengan persamaan Mobile Combustion :


  Perhitungan ini menggunakan Faktor Emisi (IPCC Guidence, 2006)
1.  Ringkasan BBM suatu Kota Tahun n – 2020
BBM suatu Kota yang telah diproyeksikan sampai dengan Tahun 2020 sebelum dihitung dengan rumus mobile combustion dengan menggunakan cara yang sama saat memproyeksikan jumlah kendaraan (sepeda motor).

2.  Perhitungan Jumlah Bahan Bakar
Dalam perhitungan jumlah bahan bakar ini, data-data yang diperlukan adalah data jumlah bahan bakar dan energy content. Dimana data jumlah bahan bakar ini didapatkan dari instansi seperti PT. Pertamina dan telah diproyeksikan hingga Tahun 2020 sedangkan data energy contentdidapatkan dari literatur (IPCC Guidence, 2006).
Persamaan yang digunakan adalah persamaan 15 berikut.
Fuela = jumlah bahan bakar x energy content ……….(15)

3.  Perhitungan Jumlah Emisi CO2 dari Masing-masing Jenis Bahan Bakar.
Dalam perhitungan jumlah emisi CO2, data-data yang diperlukan adalah data jumlah bahan bakar yang didapat dari perhitungan sebelumnya serta data faktor emisi.
Dalam perhitungan kali ini, dijelaskan contoh perhitungan pada tahun 2010. Dimana persamaan yang digunakan adalah persamaan 16 berikut.

4.  Didapatkan Jumlah Emisi CO2 dari Masing-masing Jenis Bahan Bakar Bensin dan Solar Tahun n - 2020

5.  Didapatkan Grafik Jumlah Emisi CO2 dari Masing-masing Jenis Bahan Bakar Bensin dan Solar Tahun n - 2020


Perhitungan dengan persamaan Mobile 6 :
  Perhitungan Konversi Jumlah Kendaraan
Sebelum menghitung emisi CO2, data kendaraan terlebih dahulu dikonversikan ke dalam satuam mobil penumpang (smp). Contoh perhitungan konversi ini adalah untuk kendaraan pada tahun 2010. Dimana persamaan yang digunakan adalah menggunakan persamaan 17.
n = m x FK  ……….(17)
Dimana :
n  = jumlah kendaraan setelah dikonversi (smp)
m = jumlah kendaraan sebelum dikonversi (kendaraan)
FK = Faktor Konversi (smp/kendaraan)

  Perhitungan emisi CO2 menggunakan Faktor Emisi Kendaraan Bermotor (Suhadi, 2008)
Perhitungan di bawah ini adalah perhitungan pada tahun n.

1. Ringkasan BBM suatu Kota Tahun n – 2020
BBM suatu Kota yang telah diproyeksikan sampai dengan Tahun 2020 sebelum dihitung dengan rumus mobile combustion dengan menggunakan cara yang sama saat memproyeksikan jumlah kendaraan (sepeda motor).
2. Ringkasan Jumlah Kendaraan suatu Kota Tahun n – 2020
Jumlah Kendaraan suatu Kota yang telah diproyeksikan sampai dengan Tahun 2020 sebelum dihitung dengan rumus mobile 6, dengan menggunakan cara yang sama saat memproyeksikan jumlah kendaraan (sepeda motor) dan telah dikonversi ke dalam satuan mobil penumpang (smp).
3. Perhitungan Fraksi Kendaraan
Dalam perhitungan fraksi kendaraan ini, data-data yang diperlukan adalah data jumlah kendaraan. Dimana data jumlah kendaraan ini dikelompokkan berdasarkan jenis bahan bakarnya yakni bahan bakar bensin dan solar.
Perhitungan menggunakan persamaan 18 berikut.

4. Perhitungan Faktor Emisi
Dalam perhitungan faktor emisi ini, data-data yang diperlukan adalah data faktor emisi yang berasal dari Suhadi, 2008. Dimana persamaan yang digunakan adalah persamaan 19 berikut.
Dimana :
Densitas bensin  = 0,63 kg/l
Densitas solar  = 0,7 kg/l

Data faktor emisi Suhadi, 2008 adalah :
Kategori
CO2
(g/kg BBM)
Sepeda Motor
3.180
Mobil (bensin)
3.180
Mobil (solar)
3.172
Bis
3.172
Truk
3.172
Sumber : Suhadi, 2008

FE spd. motor = 3180 g/kg BBM x 0,63 kg/l
= 2003,4 gram/l

Tabel Hasil Perhitungan Faktor Emisi Berdasarkan Jenis Kendaraan :
Kategori
CO2
(g/kgBBM) 
Densitas(kg/L)
FaktorEmisi(kg/L)
Sepeda Motor
3.180
0,63
2003,4
Mobil (bensin)
3.180
0,63
2003,4
Mobil (solar)
3.172
0,7
2220,4
Bis
3.172
0,7
2220,4
Truk
3.172
0,7
2220,4


5. Perhitungan Emisi 1 liter Kendaraan
Dalam perhitungan emisi 1 liter kendaraan ini, data-data yang diperlukan adalah data fraksi kendaraan, data jumlah kendaraan dan data faktor emisi yang berasal dari Suhadi, 2008. Dimana persamaan yang digunakan adalah persamaan 20 berikut.



6. Perhitungan Jumlah Emisi CO2 dari Masing-masing Jenis Kendaraan.
Dalam perhitungan jumlah emisi CO2, data-data yang diperlukan adalah data rata-rata jumlah bahan bakar per kendaraan yang didapat dari perhitungan serta data total emisi 1 liter kendaraan. Dimana persamaan yang digunakan adalah persamaan 21 sebagai berikut.


7. Total Jumlah Emisi CO2 dari Masing-masing Jenis Kendaraan Bensin dan Kendaraan Solar.

8. Grafik Total Jumlah Emisi CO2 dari Masing-masing Jenis Kendaraan Bensin dan Kendaraan Solar Tahun n - 2020.




Referensi
0 Comments
Tweets
comments

0 comments:

Posting Komentar