Catatan Orang Awam

aku ini hanya seperti anak kecil yang bermain di tepi laut yang menemukan batu halus dan kerang yang lain dari biasanya, tetapi samudera kebenaran itu sendiri tetap tertutup bagiku. -Isaac Newton-
Total Pageviews
Flag Counter SEO Stats powered by MyPagerank.Net
Home » » ISRA Radar Pengawas Pantai Karya Anak Bangsa

ISRA Radar Pengawas Pantai Karya Anak Bangsa



Dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan, yang diatasnya bertebaran 17 ribu 560 pulau, jarak dari sabang sampai jayapura sekitar 5 ribu 556 kilometer. Namun luasnya wilayah nusantara ini belum diimbangi dengan kemampuan TNI dan POLRI dalam mengawasi keamanan diseluruh wilayah NKRI. Peneliti dari Pusat Penelitian Elektronik dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI), Masyhuri Wahab di Anyer, Banten, Rabu (10/2), mengatakan, Jumlah kapal yang dimiliki oleh TNI AL sekitar 117 buah dan 77 diantaranya berusia sekitar 21-60 tahun.

Sementara itu Indonesia sendiri idealnya membutuhkan 350 kapal patroli cepat untuk mengamankan seluruh wilayah perairannya. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mencatat, pada tahun 2009 Indonesia hanya memiliki 276 menara suar, seribu 866 rambu suar, dan 65 kapal navigasi, sehingga dengan keterbatasan ini, wilayah perairan Indonesia menjadi sangat rawan pencurian ikan, pelanggaran wilayah oleh kapal asing, pembajakan, dan penyelundupan, sehingga dampak dari itu Negara mengalami kerugian sekitar 188 trilyun rupiah.

Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Suharna Surapranata saat berkunjung ke stasiun uji radar ISRA di Pantai Anyer Banten, Rabu (10/2) mengatakan, sedikitnya Indonesia butuh 800 radar pengawas Pantai untuk bisa memantau seluruh perairan di Indonesia. Radar yang ada selama ini diimpor dengan harga sangat mahal yakni 8 milyar rupiah hingga 10 milyar rupiah per unitnya. Menristek mengharapkan, ke depan, Indonesia tidak lagi mengimpor produk luar karena sudah bisa diproduksi oleh anak bangsa sendiri.

Bertolak dari keterbatasan itu, LIPI merancang radar pengawas pantai yang diberi nama ISRA ( Indonesian Sea Radar ada juga yang menyebutkan Indonesian Sea Radar). Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Profesor Umar Anggara Jenie mengatakan, Radar ISRA ini untuk mengawasi lalu lintas laut sehingga dapat mencegah tindakan yang merugikan Negara, dan juga tabrakan kapal apabila hendak merapat ke pelabuhan. Dia Juga menambahkan bahwa radar tersebut mampu mendeteksi hingga jarak 64 km. Radar ini akan mendeteksi kapal yang berada dalam jangkauan kerja radar ini yang kemudian akan ditampilkan di monitor,"


Kepala LIPI Prof. Umar Anggara Jenie dalam acara peluncuran yang dilakukan di Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna (B2PTTG) LIPI Subang, Jawa Barat (Jabar) juga mengatakan terciptanya radar pertama Indonesia ini merupakan bukti bahwa peneliti Indonesia mampu membuat alat berteknologi tinggi. Acara tersebut digelar dalam rangkaian ulang tahun ke-42 LIPI.

"Daripada kita harus membeli peralatan teknologi ke luar negeri dengan harga mahal, lebih baik mendorong peneliti bangsa untuk membangun kemandirian bangsa," kata Umar hari ini.

Peneliti pada Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI Mashury Wahab menjelaskan penelitian ini dilakukan selama 3 tahun. "Kami memiliki tim peneliti sebanyak 20 orang untuk penelitian dan pengembangan ISRA ini," ungkap Mashury.

Sebelumnya, katanya, para peneliti tersebut diberi bantuan oleh Pemerintah Belanda untuk pendidikan dasar. "Setelah mendapatkan dasar pendidikan kemudian kami aplikasikan dan kembangkan," lanjutnya.



ISRA menggunakan teknologi terbaru di bidang radar yakni FM-CW ( Frequency Modulated Continous Wave ), dengan teknologi ini ukuran dan konsumsi daya radar menjadi kecil, sedangkan sistemnya menggunakan komponen yang tersedia secara komersial. Frequensi kerja ISRA adalah pada pita X-band 9,4 Ghz dengan menggunakan dua antenna pemancar dan penerima yang bekerja bersamaan berbentuk modular serta mempunyai daya pancar maksimum 2 watt dengan penguatan (gain) antenna 30 dB.

Keunggulan lain yang dimiliki oleh Radar ISRA adalah termasuk Radar yang Quite LPI ( Low Probability of Intercept ) sehingga tidak mengganggu sistem Radar lain di sekitarnya. Kepala P2ET LIPI Doktor Hiskia mengatakan, selain di Anyer, LIPI menargetkan tahun 2011 ISRA bisa terpasang di dua tempat lainnya yakni di wilayah sekitar seputaran merak dan lampung, bahkan ketika Radar ini sudah terkoneksi menjadi satu sistem maka bisa menjangkau selat sunda secara menyeluruh.


Selain Radar Pengawas Pantai, LIPI juga akan mengembangkan jaringan Radar, Mobile Radar, Radar Pengawas Udara, Radar Penginderaan Jarak Jauh, dan Radar Cuaca. Pemasangan Radar ISRA di menara mercu suar Pantai Anyer karena lokasi ini berdekatan dengan selat sunda yang cukup ramai. Untuk tahap pengujian selanjutnya, LIPI akan meninggikan menara menjadi 10 meter dari 5 meter saat ini, selain itu, LIPI juga menargetkan menghasilkan 2 Radar ISRA lagi untuk di Merak dan Lampung.Lip. Daf-Ike /LPP RRI

Untuk penelitian dan pengembangan radar tersebut Mashury menjelaskan bahwa pihaknya telah mengeluarkan dana hingga Rp3 miliar. "Dana ini terbilang efisien dibandingkan dengan biaya radar yang harus dibeli dari Polandia dengan harga mencapai Rp9 miliar," tutur Mashury

"Kami masih terus mengembangkan beberapa jenis radar semacam ISRA"





Sumber
0 Comments
Tweets
comments

0 comments:

Posting Komentar