Catatan Orang Awam

aku ini hanya seperti anak kecil yang bermain di tepi laut yang menemukan batu halus dan kerang yang lain dari biasanya, tetapi samudera kebenaran itu sendiri tetap tertutup bagiku. -Isaac Newton-
Total Pageviews
Flag Counter SEO Stats powered by MyPagerank.Net
Home » » Naik Gunung

Naik Gunung

Naik gunung adalah salah satu hobi saya. Kalau ada yang bertanya, kenapa saya suka naik gunung, maka saya akan menjawab, "semua yang saya lihat selama perjalanan, semua yang saya rasakan selama perjalanan, dan semua yang saya alami dalam perjalanan, adalah sesuatu yang sangat mahal tetapi bisa saya lihat, saya rasakan, dan saya alami dengan gratis".
Gmn gak, mau melihat pameran lukisan di galeri-galeri terkenal, tiket masuk berapa?
mau olahraga dan masuk ketempat fitnes/gym bayar berapa?
pergi kerumah sakit hanya untuk merasakan oksigen yang bebas polusi bayar berapa?

Banyak tanggapan-tanggapan dari manusia tentang salahsatu hobi saya ini.
Mulai dari tanggapan positif, sampai dengan tanggapan negatif.
"ngpain naik gunung, disana itu persentase kematian lebih besar"
"naik gunung sama dengan tidak mencintai dirinya, karena tidak sayang nyawa"
"naik gunung itu buang-buang waktu"
bahkan ada yg bilang, "digunung itu banyak hantu, nanti kamu dimakan"

Ya semua memang benar, dalam konteks pendapat masing-masing.
Tp salah besar dalam konteks pendapat awam saya.

"ngpain naik gunung, disana itu persentase kematian lebih besar"
Pada dasarnya kematian atau matinya seseorang itu sudah disuratkan. Artinya, dimanapun dia, kalau memang sudah waktunya untuk pulang, maka dia akan pulang.
Dan justru kalau dikaji lebih dalam, aktifitas sehari-hari di perkotaanlah yang lebih besar persentase kematiannya. Dari mulai kecelakaan lalulintas, penyakit yang ditimbulkan polusi-polusi, beban pikiran tuntutan kantor sehingga menyebabkan depresi yang dapat menimbulkan stres dan berakhir penyakit stroke, makanan yang kebanyakan mengandung zat kimia, dll, dsb..

"naik gunung sama dengan tidak mencintai dirinya, karena tidak sayang nyawa"
justru, naik gunung adalah salah satu cara kita untuk menghargai diri kita sendiri, dan otomatis, itulah tanda keperdulian kita terhadap diri kita. Bergerak, berkeringat, melihat bentuk alam yang alami mampu memperbaiki retina mata dan pikiran. Suara gemuruh angin, suara hujan, suara gemercik air disungai, terapi otak melalui pendengaran yang bisa memperbaiki hati dan pikiran. Suhu dingin digunung, mampu melatih saraf perifer yang berfungsi sebagai penghantar sinyal panas/dingin, sehingga hipothalamus yang menjadi pusat pengatur panas tubuh dapat berfungsi, dan kaidah fisik dapat berjalan seperti seharusnya, karena secara tidak langsung melatih sistem pendingin pada tubuh (apabila panas tubuh diatas normal), dan melatih sistem penghangat tubuh (apabila panas tubuh dibawah normal). Dll, dsb..

"naik gunung itu buang² waktu"
Sebaliknya, justru dengan naik gunung, kita dapat mengetahui berapa banyak waktu yang kita sia-sia kan untuk hal yang tidak berguna selama ini.

Itu adalah sedikit penjelasan dari saya, untuk orang yang berpendapat seperti itu.
Dan kalau saya sendiri, kenapa saya suka naik gunung?
Saya naik gunung, agar saya tidak menjadi orang yang sombong.

Ketika melihat alam yang polos (konteks alam gunung), maka akan tersadar bahwa saya ini kecil dan tidak ada apa-apanya. Ketika melihat alam, maka akan tersadar bahwa begitu banyak tanggung jawab yg sudah saya abaikan. Ketika melihat alam, maka akan tersadar bahwa sangat sedikit waktu yang saya gunakan untuk bersyukur, dan melakukan tugas yang sebenarnya. Dan ketika melihat alam yang polos, kita tau kepada siapa segala sembah, puji dan syukur itu kita berikan.

Alam gak pernah bohong,
Alam gak pernah cuek.


Kenangan bermain bersama alam




"Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami, kami katakan bahwa : kami adalah manusia – manusia yang tidak percaya pada slogan.
Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan – slogan.
Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya.
Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat.
Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat.
Karena itu Kami naik gunung."

Soe Hok Gie





"suatu bangsa tidak akan pernah kekurangan pemimpin apabila generasi mudanya suka naik gunung."

Robert Stephenson Smyth Baden Powell




Pergilah ke atas gunung, lalu lihatlah bintang diatas
maka kamu akan mengingat ku





0 Comments
Tweets
comments

0 comments:

Posting Komentar